Siti Jenar

Januari 9, 2012 pukul 5:46 am | Ditulis dalam Tassawuf | Tinggalkan komentar

Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Bahwa di atas langit masih terdapat lapisan langit
Bahwa di atas langit masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis
Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi

Aku katakan sabda batu kepada api
Di bawah tanah masih terdapat tataran tak berpijak
Di bahwa tanah masih terdapat berlapis lapis kerak neraka
Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta

Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Perihal bentangan kalam puputan yang lahir pasca robohnya dua menara
Pasca sebuah akhir jaman yang mengawali panca roba tanah dan angkasa
Kala semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara

Aku katakan sebuah sabda raja batu kepada lidah-lidah api
Bahwa ada adalah tiada dan kekosongan itu bernyawa
Bahwa ketidakberujungan semesta adalah kehampaan bernyala
Bagi mereka yang bernazar hidup tanpa hamba dan paduka

Aku katakan sabda batu kepada api
Perihal makna wahdatul wujud mengusung kebesaran nama semesta
Dimana para setiap hembusan nafas kami bersenyawa
Kami yang tak memiliki apapun, tak juga surga tak juga neraka

Kami yang tak memiliki apapun tak juga surga tak juga neraka
Kami pula yang dapat menghadirkan keduanya
Bersenyawa di atas surga dunia
Tak ada tuan, tak ada hamba
Kehampaan ini bernyawa

Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Perihal riwayat hidup yang mengenang di bawah bendera klaim kebenaran
Perihal jemaat yang berasa jumawa saat merasa
Memiliki jejak riwayat kuasa yang meminta patuh semua nyawa

Aku katakan kepada kalian kutukan batu kepada api
Perihal sebuah kuasa yang berfana taklid pada kebenaran ala massifikasi
Perihal tuhan jejadian kontra-kehidupan, perihal datangnya kala

Mereka yang keluar dari sarang sarang mereka
Dari pintu pintu pabrik
Dari gerbang gerbang korporasi
Dari jendela gedung gedung parlemen

Mendatangi pintu pintu rumah kalian
Menumbalkan semua masa depan keturunan kalian
Perihal tuhan jejadian kontra-kehidupan, perihal datangnya kala
Mereka yang keluar dari sarang-sarang mereka

Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Bahwa di atas langit sana masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis
Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi
Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta

Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api
Sebuah ujung senjakala pembangkangan ini bermuara
Pada sebuah akhir jaman yang mengawali panca roba tanah dan angkasa
Sabda batu kepada api, Api kepada kaki kaki langit

Hunusan belati penasbihan penghabisan

Manunggaling kawula gusti mengusung anok
Tanah ini berbisik perihal suaka pada kekosongan strata
Tak ada tuan tak ada hamba
Ada adalah tiada dan kehampaan ini bernyawa

(Homicide, 2007)

 

Dijawab Oleh Allah di
QS Ash Syu’araa ayat 224-227
-Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
-Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah
-dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan
– kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.

Tinggalkan sebuah Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.